Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bahaya Alih Fungsi Lahan Pertanian Sangat Nyata Mengancam

Bahaya alih fungsi lahan pertanian sebenarnya tidak bisa dipandang sebelah mata begitu saja. Karena, ada dampak jangka panjang harus dihadapi oleh banyak masyarakat di berbagai wilayah bahkan, seluruh dunia.

Perlu diketahui bahwa, pertanian ini menjadi salah satu sektor penyumbang perekonomian negara. Bila dialih fungsikan, bagaimana para petani akan berkerja. Mungkin, mereka mendapatkan uang dari hasil penjualan.

Hanya saja, kebutuhan ekonomi setiap tahun meningkat. Walau sudah hidup sederhana, tetap saja uang tersebut habis. Hingga akhirnya, kemiskinan terus bertambah dan kondisi tersebut sudah terasa sekarang.

Indonesia sendiri mempunyai lahan cukup luas dan banyak. Sayangnya pada data 2014 lalu, tercatat tersisa 41,5 juta hektar saja. Bila berjalannya tahun terus berkurang bisa saja, kebutuhan pangan bergantung pada impor.

Kondisi ini tidak bagus untuk kesehatan keuangan negara dan masyarakat karena, terlalu banyak konsumtif tanpa mau berusaha. Keadaan tersebut akan lebih berbahaya jika, terus didiamkan tanpa ada solusi.

Bahaya alih fungsi lahan pertanian

Bahaya Alih Fungsi Lahan Pertanian Berdampak Panjang

Dengan berkurangnya lahan tersebut, secara otomatis sektor pangan terganggu. Ada masa harga sangat bergantung pada barang impor. Bukan tidak mungkin, tindak kejahatan jumlahnya semakin banyak.

Dimana bahan pangan, dan bahan lainnya yang berkualitas buruk dan berbahaya dapat dijual bebas demi mencukupi kebutuhan pasar. Otomatis, kesehatan tubuh terganggu sehingga, kondisinya lebih mengerikan dibanding Covid.

Pelemahan ini tidak hanya akan berlangsung satu atau dua tahun saja melainkan, hampir setiap waktu. Parahnya untuk membuka area harus disertai dengan penebangan hutan. Dampak lainnya akan terasa.

Bahaya alih fungsi lahan pertanian memang bercabang. Karena, terhubung satu sama lain. Coba saja bayangkan kalau hutan dijadikan lahan pertanian. Perubahan cuaca bisa saja terjadi lebih mengerikan dari sekarang.

Hal ini disebabkan, kondisi bumi yang sudah tidak mempunyai perlindungan sehingga, cuaca panas terasa sangat menyengat. Mungkin, sejak sekarang harus ada pemikiran jangka panjang mengenai kondisi tersebut.

Bahaya Alih Fungsi Lahan Pertanian Mengancam Segalanya

Perubahan lahan ini juga akan mengancam umat manusia dari sisi lain. Biasanya, sawah digunakan sebagai penampung air karena, sistem drainasenya cukup baik. Sehingga, dapat tersimpan di dalam tanah.

Coba saja bayangkan kalau sudah beralih fungsi ke rumah atau bangunan kantor. Air tidak bisa diserap sehingga, menimbulkan banjir. Lebih parahnya lagi kalau sampai permukaan tanah menurun.

Suatu kota bisa saja tenggelam, keadaan seperti ini pasti akan terjadi jika, umat manusia masih konsentrasi dengan kebutuhannya sendiri. Ada banyak faktor pendukung yang menyebabkan hal ini terjadi.

Salah satunya adalah populasi manusia tidak bisa terkendali. Banyak kelahiran dibandingkan kematian mereka, membutuhkan tempat untuk berteduh. Keadaan tersebut juga didukung dengan tren nikah muda semakin pesat.

Selain itu, kebudayaan orang. Bila sudah menikah harus punya rumah sendiri. Keadaan tersebut memang sudah sewajarnya tetapi, dampak lingkungannya menjadi semakin tinggi. Bukan hanya dari luar, dari dalam juga sama.

Biaya penyelenggaraan untuk pertanian menjadi tinggi, membuat mereka malas untuk menggarapnya. Ibarat kata bisnis yang digeluti selalu mengalami kerugian, pasti lebih baik tutup bukan? Dibandingkan tidak mendapatkan keuntungan.

Mulai dari segi pupuk serta kebutuhan peralatan lainnya cukup mahal. Keadaan itu tidak didukung dengan hasil penjualan. Harganya cukup murah bahkan, kurang masuk akal dikalangan para petani.

Permasalahan seperti ini harus segera diatasi dengan baik. Karena, bahaya alih fungsi lahan pertanian sangat nyata di depan mata baik yang kecil hingga besar jadi, harus diperhitungkan sejak sekarang.