Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Tepat Melakukan Budidaya Tanaman Sawi


Budidaya tanaman sawi

Dalam mengisi waktu luang di tengah kondisi pandemi seperti saat ini, ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan untuk membawa manfaat maupun juga tetap menyibukkan diri sehingga tetap bisa menjalankan kegiatan yang produktif, salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan budidaya tanaman sawi. 

Namun, proses menanam sawi juga tidak bisa dilakukan secara sembarangan karena terdapat beberapa cara menanam bibit sawi yang perlu untuk dipahami agar nantinya bisa menghasilkan sawi dengan kwalitas yang tinggi dan dijual untuk membawa pemasukan yang lumayan besar. 

Agar bisa melakukan penanaman sawi dengan tepat, simak dulu penjelasan yang diberikan seperti yang ada pada artikel berikut ini.

Persiapan untuk Melakukan Penanaman Benih Tanaman Sawi

Keberhasilan budidaya tanaman sawi dipengaruhi berbagai macam faktor salah satunya yaitu penggunaan benih bermutu. Namun untuk memproleh benih sawi yang bermutu tidaklah sulit, sebab saat ini sudah banyak tersedia benih berkwalitas yang dijual ditoko pertanian. 

Hanya saja yang  perlu sobat perhatikan dalam membeli benih adalah masa kadaluarsa, sebab jika benih telah kadaluarsa maka otomatis benih tidak bisa tumbuh. Pastikan juga kemasan benih tidak sobek, jika telah sobek selama penyimpanan dipastikan kwalitas benih pasti berkurang.

Akan tetapi jika sobat mampu membuat benih sawi berkwalitas secara mandiri itu tentunya akan lebih baik. apabila benih berasal dari kebun sendiri pastikan bahwa benih yang dipilih tersebut sudah berusia setidaknya dua bulan lebih dengan perlakuan yang sesuai dengan standar perbenihan. 

Setelah memilih benih tersebut, maka disemai terlebih dahulu agar nantinya proses penanaman sawi  lebih mudah dan pertumbuhan tanaman sawi lebih seragam. 

Apabila sawi tanam dengan cara menanam dari benih, maka lebih rentan terserang hama seperti semut dan mudah terbawa air ketika hujan. Masa tanaman benih akan berlansung kurang lebih 15 hari hingga 21 hari sebelum dipindahkan ke lahan.

Kemudian yang tidak bisa luput juga yaitu mempersiapkan lahan dengan cara diolah terlebih dahulu agar membuat tanah menjadi lebih gembur mengingat tanaman sawi memilki sistem perakaran yang dangkal dan tekstur akar yang lembut. 

Tanah yang gembur akan membantu memudahkan akar pada tanaman sawi tumbuh menyebar sehingga nantinya tanaman sawi bisa tumbuh dengan optimal.

Setelah tanah diolah tahap selanjutnya dalam budidaya tanaman sawi yaitu pemberian pupuk kandang,pupuk kandang yang di berikan hendaknya yang telah difermentasi. Tebarkan pupuk kandang secara merata agar bercampur dengan tanah. Bila PH tanah dibawah angka lima lakukan pengapuran, Waktu pengapuran sebaiknya dilakukan 14 hari sebelum penanaman.  

Selanjutnya adalah pembuatan bedengan, ini juga tidak kalah penting karena meskipun membutuhkan air tetapi tanaman sawi tidak menyukai genangan air. Tinggi bedengan minimal 25 cm atau lebih dengan panjang disesuaikan dengan kebutuhan atau lahan yang tersedia.

Proses Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman Sawi 

Setelah selesai mempersiapkan lahan yang digunakan untuk budidaya tanaman sawi tersebut, selanjutnya adalah proses penanaman sawi, namun sebelum proses ini dimulai tentunya benih yang telah disemaikan sebelumnya dan telah tumbuh menjadi bibit dicabut terlebih dahulu. 

Dahulukan mencabut tanaman bibit yang telah memiliki 4 atau 5 helai daun sempurna. sebelum mencabut bibit yang ada di persemaian sebaiknya dilakukan penyiraman agar tanah tidak keras, sehingga pada saat bibit dicabut kerusakan pada akar dapat diminimalisir.

Cara tanam bibit sawi yaitu dengan penataan baris yang rapi dengan jarak antar tanaman 15 cm sedang jarak antar baris 25 cm agar nantinya ketika tumbuh tidak akan saling menghimpit satu dengan yang lainnya dan bisa menghasilkan tanaman sawi berkwalitas baik, karena tidak adanya persaingan saling merebut nutrisi antar tanaman.

Tanaman bibit yang telah dipindahkan kelahan sebaiknya selalu dikontrol, bila ada tanaman yang mati dapat disulam kembali dengan tanaman yang baru. Pada usia 14 hari setelah tanam dapat diberikan pupuk susulan bila diperlukan berupa pupuk organik cair.  

Jangan lupa untuk selalu melakukan penyiraman setiap pagi dan sore hari agar pasokan air pada tanaman sawi tetap tercukupi mulai dari awal sampai nanti masa panen sawi agar tanaman tumbuh dan berkembang dengan baik.

Proses Pengendalian Gangguan dari Hama dan Penyakit

Salah satu isu yang biasanya sering ditemui saat melakukan budidaya tanaman sawi yaitu berkaitan dengan gangguan yang terjadi akibat hama maupun juga penyakit tanaman sawi yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman atau bahkan mengancam terjadinya gagal panen.

Hal utama yang perlu untuk diperhatikan agar bisa mencegah kedua hal tersebut yaitu dengan memperhatikan sistem sanitasi dan drainase yang digunakan dalam menyirami lahan tanaman sawi.

Namun, terkadang masih saja akan muncul penyakit tanaman sawi serta hama sehingga jika hal ini terjadi, maka bisa menggunakan pestisida dengan cara yang aman agar kwalitas tanaman tetap terjaga dan terhindar dari hama yang menyerang.

Proses Panen dan Pasca Panen 

Tentunya waktu yang paling ditunggu dari melakukan budidaya tanaman sawi yaitu saat terjadi panen yang dapat dilakukan menggunakan dua jenis cara untuk bisa menghasilkan sawi dengan kualitas yang baik. 

Cara tersebut yaitu dengan mencabut keseluruhan dari tanaman atau hanya memotong pada bagian pangkal dari batangnya saja yang terletak di atas  tanah tempat penanaman sawi tersebut dengan memperhatikan kondisi dari tanaman yang ada.

Setelah melakukan panen sawi, tanaman tersebut perlu untuk disimpan di tempat dengan kondisi yang teduh serta diperciki dengan air agar nantinya tanaman sawi tersebut tidak mudah layu dan tetap dalam kondisi segar serta berkwalitas.