Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengenal ulat Grayak dan Siklus Hidupnya

Ulat grayak
Jagung terserang ulat grayak

Ulat grayak merupakan hama yang sangat penting untuk diketahui oleh para petani, pasalnya hama ini sering menimbulkan kerugian yang amat luar biasa bagi petani. 

Tidak sedikit petani yang mengalami gagal panen diakibatkan serangan hebat hama ulat pada tanaman yang mereka usahakan.

Ulat grayak sering juga disebut ulat tentara karena warnanya yang memiliki tutul tutul dan bergerombol bak tentara. 

Hama ulat grayak termasuk golongan hama polipag yang menyerang semua jenis tanaman terutama dari bangsa padi padian maupun kacang kacangan. 

Hama ulat pertama kali ditemukan di amerika pada pertanaman jagung, imago ulat grayak sendiri merupakan serangga berupa kupu-kupu yang memiliki habitat asli didaerah beriklim tropis. 

Perkembangan ulat pada tanaman sangat cepat terutama  pada saat musim kemarau. Salah satu penyebanya yaitu suhu yang sangat tinggi yang mempengaruhi intensitas penetasan telur ulat grayak.

Ciri ciri Ngengat Dewasa Ulat Grayak 

Ngengat dewasa dari ulat grayak memilki corak yang sangat unik. pada sayap  depan terdapat warna coklat keperakan 

Sedangkan pada sayap bagian belakang berwarna putih dengan sedikit bercak hitam di atasnya. Ngengat dewasa dapat bermigrasi dimalam hari sampai dengan jarak lima kilo meter.

Ukuran tubuh ngengat betina sekitar 14 mm sedangkan ngengat jantan jauh lebih besar yaitu 17 mm Satu ekor Ngengat betina mampu menghasilkan telur sebanyak 2000 hingga 3000 butir.

Bentuk telur bulat dengan corak coklat keemasan ngengat betina meletakan telurnya secara berkelompok dan ditutupi buluh-buluh halus dari abdomen ngengat betina.

Larva Ulat Grayak Yang Sangat Merugikan

Stadium telur hama ulat grayak akan berlansung lebih cepat pada musim kemarau selama 2 hingga 5 hari setelah itu akan menetas menjadi larva sedangkan pada musim dingin akan menjadi lebih panjang 10 hinga 12 hari. 

Larva ulat terkadang memiliki warna yang beragam namun larva yang baru saja menetas didominasi oleh warna hijau muda dan selalu bergerombol.

Sebenarnya ngengat dewasa dari hama ulat grayak tidaklah menimbulkan kerugian, sebab yang melakukan kerusakan pada tanaman adalah larva ulat yang baru menetas.

Larva ulat grayak yang baru menetas akan aktif mencari makan dimalam hari untuk menggerogoti daun tanaman hingga menyisakan tulang daun saja .

Sedangkan pada siang hari larva ulat grayak bersembunyi dibalik liang yang berada ditanah atau diantara daun pucuk tanaman bahkan didalam klobot tanaman jagung.

Larva ulat grayak menyukai kondisi yang lembab dan tidak menyukai sengatan sinar matahari karena kulitnya yang masi berupa selaput tipis.

Untuk dapat berpindah dari tanaman satu ke tanaman yang lain larva ulat akan mengeluarkan semacam benang sutera dari mulutnya untuk bergelantung. 

Fase larva dari hama ulat akan berlansung selama 12 hingga 20 hari setelah itu akan memasuki fase pupa.

Fase pupa ini boleh dibilang adalah masa istrahat dimana hama ulat akan berdiam diri dan berhenti melakukan aktivitas makan dan membentuk pupa berwarna coklat kemerahan dengan panjang sekitar 1,6 cm.fase pupa akan berlansung selama dua minggu sebelum berubah menjadi ngengat/kupu-kupu dewasa.

Gejala serangan Larva Ulat Grayak

Daun yang terserang ulat grayak akan terlihat transparan karena lapisan epidermis telah di grogoti oleh ulat. Pada bagian tanaman yang terserang akan terlihat seperti serbuk gergaji bekas keratan larva ulat grayak. 

Biasanya ulat tanaman akan meninggalkan jejak berupa feaces pada bagian tanaman yang terserang, ini akan memudahkan sobat  dalam mengidentifikasi keberadaan hama ulat bersembunyi.

Metode  Pencegahan Ulat grayak 

Pengendalian ulat grayak akan sangat efektif jika dimulai dengan tahap pencegahan yang dimulai sejak  pengaturan waktu tanam yang tepat dan penanaman secara serempak dalam satu hamparan  minimal 5 hingga 10 Ha.

Melakukan pergiliran tanaman dengan tanaman bukan inang hama ulat grayak dan penggunaan benih unggul serta pengolahan tanah sempurna bila mungkin ada pupa didalam tanah akan mati dan diikuti pengelolaan air yang baik.

Melakukan pengamatan dikebun sedini mungkin bila terdapat serangan sesegera mungkin pengendalian dapat dilakukan.

Cara Pengendalian Ulat Grayak

Ada beberapa pengendalian yang dapat dilakukan untuk mengendalikan populasi ulat grayak tentunya dilakukan secara bertahap disesuaikan dengan keadaan dilapangan agar nantinya pengendalian tidak menimbulkan kerugian yang lain. Pengendalian tersebut meliputi :

  • Pengendalian Mekanis

Pengendalian ini adalah cara yang paling sederhana dan paling mudah dilakukan yaitu hanya dengan mengumpulkan telur ulat grayak dan ngengat ulat grayak lalu dihancurkan.

  • Pemanfaatan Agens hayati 

Pemanfaatan agens hayati dengan menggunakan musuh alami virus se-NPV (spodoptera exigua nuclear polydrosis virus), Cotesia marginiventris (Hymenoptera: Braconidae) Trichogramma spp. (Hymenoptera: Trichogrammatidae)

  •  Penanaman tanaman perangkap

Penanaman tanaman perangkap ini bertujuan untuk mengalihkan perhatian hama ulat terhadap tanaman utama agar terhindar dari serangan. Penanaman tanaman perangkap biasanya dilakukan lebih awal dari tanaman utama.

  • Pengendalian Kimia Sintetis

Pengendalian kimia dapat dilakukan apabila hasil pengamatan dilapangan telah mencapai atau melampaui 1 kelompok telur 10 rumpun contoh atau 5% daun/rumpun terserang  contoh (pada musim kemarau) atau 3 kelompok telur /10 rumpun contoh atau 10% daun/rumpun terserang (pada musim hujan).
 
Pengendalian kimia merupakan pengendalian yang menjadi solusi ahir dari pengendalian hama ulat grayak sebab perlu pertimbangan yang matang ,hal yang perlu dipertimbangkan yaitu populasi hama ulat dan kerugian yang ditimbulkan.
 
Karena penggunaan insektisida dapat mempengaruhi keseimbangan ekosistem sebab selain membunuh ulat pada tanaman tetapi juga akan mengakibatkan musuh alami atau organisme lain ikut mati terkena insektisida.

Apabila menggunakan insektisdia sistemik untuk ulat grayak, hendaknya jenis dan dosis juga harus disesuaikan dengan yang dianjurkan. Ada beberapa bahan aktif insektisida untuk ulat grayak yang cukup efektif.
 
Bahan aktif untuk ulat grayak yang sering digunakan untuk mengendalikan ulat pada tanaman baik sistemik maupun kontak diantaranya Emamektin benzoat, Metomil, tiametoksam, spinetoram.

Penggunaan insektisida ulat grayak dalam pengendalikan hama ulat grayak menjadi alternatif terakhir setelah seluruh komponen pengendalian telah dilakukan secara bertahap.