Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bentuk Formulasi Pestisida yang Harus Anda Tahu

Bentuk Formulasi Pestisida

Mengenal bentuk formulasi pestisida sangat penting sobat lakukan. Pasalnya, hal ini berkaitan dengan kesesuaian antara formulasi satu dengan yang lainnya jika dicampurkan dalam satu kali aplikasi.

Ibarat senjata dalam medan perang, mengenal bentuk formulasi pestisida dapat sobat jadikan acuan untuk menentukan senjata mana yang terbaik dalam peperangan.

Misal, penggunaan pestisida berbentuk SP yang dapat larut dalam air akan mengalami hambatan jika cuaca kering atau kemarau. Sebab, air akan lebih cepat kering, sebelum pestisida bekerja pada targetnya.

Selain itu, perlu sobat ketahui bahwa bentuk formulasi pestisida dinyatakan dalam kode huruf kapital yang terdapat pada belakang angka setelah merek dalam label kemasan. Kode huruf kapital itu merupakan singkatan dalam bahasa Inggris.

Bagi sobat yang ingin tahu bentuk-bentuk formulasi pestisida, maka bisa simak ulasan berikut ini.

Bentuk Formulasi Pestisida Padatan atau Tepung

  • Wettable Powder (WP)

Formulasi pestisida ini berbentuk tepung yang bisa dibasahi, namun tidak larut dalam air. Sehingga, pestisida ini tidak boleh mengendap dengan cepat, sehingga dapat ditambahkan dispersant dan agen suspensi dalam formulasinya.

Dalam air, partikel-partikel tepung halus akan menyebar rata, bergerak melayang dan tidak mudah mengendap. Semakin halus dan ringan partikel tepungnya, maka performanya pun akan semakin baik.

  • Soluble Powder (SP)

Bentuk formulasi pestisida ini seperti tepung kristal yang dapat larut di dalam air. Pengaplikasiannya pun cukup mudah, sobat hanya perlu mengaduk-aduk saat pestisida dicampurkan dengan air.

Untuk konsentrasi bahan aktif biasanya tinggi, yaitu ada yang bersifat sistemik, bersifat kontak dan racun lambung.

  • Soluble Granule (SG)

SG merupakan suatu granul yang bisa larut dalam air. Bentuk pestisida ini merupakan perbaikan dari formula SP. Pasalnya, partikel halus SP dikhawatirkan beresiko terhisap oleh hidung, sehingga dibuatlah formula SG.

  • Dust (D) atau Tepung Hembus

Berbentuk tepung halus seperti bedak talk yang terdiri dari bahan aktif serta bahan pembawa (carrier), seperti talk, mineral profit dan bentoit. Untuk kandungan aktif biasanya rendah, yaitu sekitar 2-10%.

Adapun cara pengaplikasiannya adalah dengan menaburkan atau menghembuskan dengan bantuan alat penghembus tanpa perlu dicampurkan dengan air.

Biasanya, pestisida ini digunakan untuk memberantas hama gudang, membunuh semut, maupun rodentisida.

  • Granular (G)

Formulasi pestisida ini berbentuk butiran padat dengan ukuran beragam, salah satunya berbentuk coated alias pasir kuarsa yang dilapisi bahan aktif serta bahan pembawa.

Untuk pengaplikasiannya dilakukan dengan cara ditaburkan ke tanah. Bahan aktifnya akan larut sedikit demi sedikit, sehingga efeknya bisa bertahan lama.

Kandungan aktif dari formulasi pestisida G cukup rendah, yaitu tidak sampai 10%. Umumnya, pestisida ini bersifat sistemik untuk membunuh ulat penggerek batang maupun penghisap daun, hingga membunuh gulma.

  • Water Dispersible Granulars (WDG)

WDG memiliki bentuk butiran yang jika dicampur dengan air, maka akan terdispersi atau pecah, serta menyebar membentuk suspensi atau partikel halus yang melayang-layang, namun tidak larut dalam air.

Sobat bisa mengaplikasian formulasi pestisida ini dengan cara penyemprotan maupun dicampurkan dengan pupuk.

  • Powder Concentrate (PC/P)

Bentuk formulasi pestisida ini seperti tepung yang mana cara pengaplikasiannya dilakukan dengan cara mencampurkannya bersama bahan lain. Misalnya, dicampur dengan umpan, seperti racun untuk babi hutan.

  • Ready Mix Bait (RMB)

Jenis pestisida RMB memiliki bentuk blok atau pellet yang memiliki kandungan bahan aktif rendah, yaitu 0,003-0,005%. Bentuk ini digunakan khusus sebagai umpan racun tikus yang siap pakai dengan sifat antikoagulan.

  • Seed Treatment (ST) atau Seed Dressing (SD)

Berbentuk tepung dan digunakan pada benih supaya dapat mencegah hama maupun jamur parasit.

Benih yang akan di treatment, pastikan sobat basahi dulu dengan sedikit air, lalu taburi pestisida ini dan aduk sampai semua benih terlapisi.

Bentuk Formulasi Pestisida Cairan

  • Emulsifiable Concentrate (EC/E)

Emulsi merupakan campuran dari dua zat cair dengan sifat berbeda. Misalnya, minyak dan air disatukan dengan bahan bernama emulsifier.

Bahan aktif pestisida EC teknis murni tidak bisa bercampur dengan air karena bersifat hidrofobik seperti minyak.

Supaya bisa dicampur ke dalam air, maka saat pengaplikasian sobat bisa menambahkan emulsifier dalam formulasi, sehingga hasil campurannya dinamakan emulsi.

Emulsi ini disebut sebagai butir-butir cairan bahan aktif berukuran mikro dan tersebar dalam air. Ketika mengenai sasaran, air yang mendispersi bahan aktif ini akan menguat, lalu bahan aktif menyebar serta mengenai OPT target.

Pestisida EC ini memiliki kemampuan yang baik untuk menembus jaringan kulit hama sasaran berlapis khitin.

Sebab, khitin memang sulit basah oleh air biasa. Namun, formulasi EC mudah rusak oleh suhu terlalu tinggi maupun sebaliknya.

  • Flowable Concentrate (F)

Bentuk formulasi F berupa cairan kental dan pekat, serta mudah menyebar dalam air. jenis Formulasi pestisida ini lebih aman bagi petani karena tidak menimbulkan debu saat kemasan dibuka atau ditakar. Sementara cara penggunaannya yaitu dengan cara disemprotkan.

  • Water Soluble Concentrate (WSC)

WSC memiliki bentuk konsentrat cairan yang pekat, sehingga ketika diencerkan dalam air, maka akan membentuk suatu larutan sejati.

  •  Aquaeous Solution (AS)

AS juga memiliki bentuk cairan pekat yang mudah larut dalam air murni. Biasanya, formula AS digunakan dalam formulasi pestisida sistemik berbentuk cair, terutama pada herbisida yang memberikan syarat penetrasi ke dalam jaringan.

  • Suspension Concentrate (SC)

Bentuk formulasi pestisida ini adalah cairan yang sangat pekat, seperti susu maupun cat tembok. Saat sobat mencampurkannya ke dalam air, maka akan membentuk butiran partikel halus yang melayang-layang.

  • Capsulated Suspension (CS)

CS merupakan bentuk formulasi mikro kapsul yang dapat tersuspensi saat dicampurkan ke dalam air. Walaupun mikro kapsul ini tidak larut dalam air, namun partikelnya yang berukuran mikro dapat melekat pada tubuh hama maupun serangga.

  • Ultra Low Volume (ULV)

ULV merupakan jenis pestisida berbasis minyak yang memerlukan volume kecil dalam skala luas tertentu, yaitu antara 1-5 liter per hektar. Biasanya, ULV digunakan untuk mengendalikan OPT pada lahan luas, seperti lahan tanaman kapas.

Selain itu, ULV juga digunakan untuk lahan yang sulit dijangkau dengan penyemprotan biasa, seperti tanaman perdu yang tinggi atau rapat.

  • Emulsion In Water (EW)

EW merupakan emulsi hidrofobik seperti EC, tetapi sudah tercampur dengan air dalam kemasannya.Sehingga, bentuknya berupa cairan putih pekat seperti susu. 

Bentuk Formulasi pestisida ini dapat lebih stabil jika disimpan dalam suhu rendah. Kalau sobat ingin mengaplikasikannya, maka pastikan untuk mengocoknya terlebih dahulu.

  • Oil Dispersion (OD)

OD merupakan bahan aktif tepung tidak larut air yang telah didispersikan dalam bentuk minyak. 

Untuk jenis minyak dapat bervariasi, dari parafin sampai jenis pelarut aromatik, serta minyak nabati.

Tujuannya adalah untuk menjaga kestabilan bahan aktif yang peka terhadap air, serta mudah bereaksi dengan suatu larutan.

Itulah informasi seputar bentuk formulasi pestisida yang wajib sobat ketahui. Dengan begitu, sobat dapat mengunakan formulasi pestisida itu sesuai kebutuhan secara tepat.