Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hama Pengorok Daun Manggis, gejala serangan dan pengendaliannya


Daun manggsis( Foto:pexels)

Manggis (Garcinia mangostana Linn.) merupakan salah satu buah yang terkenal dengan rasa manis dan asamnya yang khas, memiliki potensi besar untuk diekspor, dan tergolong dalam famili Guttiferae. 

Di tanah air kita, Indonesia, tanaman manggis biasanya ditanam di kebun-kebun, pekarangan rumah, atau bahkan tumbuh secara alami di hutan-hutan yang lebat. Sebagian besar dari tanaman manggis yang ada di Indonesia berasal dari hutan manggis atau dari kebun campuran yang memiliki pohon manggis.

Saat ini, banyak tanaman manggis yang telah berumur puluhan tahun, sering kali dirawat dengan cara yang minimal bahkan ada yang dibiarkan tanpa perawatan sama sekali. Keterbatasan dalam perawatan ini mengakibatkan beberapa masalah  seperti munculnya gejala getah kuning pada buah dan kulit buah yang terlihat burik, yang disebabkan oleh serangan organisme pengganggu tanaman (OPT). 

Sayangnya, penanganan OPT oleh petani manggis sering kali dilakukan secara sembarangan, sehingga mengurangi kualitas hasil panen.

Untuk mendapatkan hasil panen yang optimal, penting bagi petani untuk memastikan bahwa tanaman manggis dalam kondisi sehat. Ciri-ciri tanaman manggis yang sehat dapat dilihat dari daun yang lebat dan dahan yang kokoh. 

Namun, ada ancaman besar yang mengintai tanaman manggis, yaitu hama yang berpotensi merusak, seperti penggorok daun manggis (Phyllocnistis citrella), thrips (Scirtothrips sp.), ulat pemakan daun (Hyposidra talaca), kutu putih (Pseudococcus spp.), dan hama lainnya.

Hama Tanaman Manggis diIndonesia

Hama penggorok daun manggis ialah salah satu hama utama yang dapat menyebabkan kerugian signifikan bagi usaha tani manggis. Hama ini menyerang daun tanaman baik pada fase pembibitan maupun saat sudah berada di kebun. 

Gejala serangan hama ini mirip dengan gejala yang terjadi pada tanaman hortikultura lainnya, yaitu daun yang mengering akibat bekas korokan dari larva penggorok daun manggis. Serangan hama yang parah dapat menghambat perkembangan daun muda, sehingga proses fotosintesis tidak dapat berjalan dengan baik.

Baca Juga: 5 Cara menanam manggis yang bisa dilakukan dirumah

Larva penggorok daun manggis, yang merupakan bentuk muda dari ngengat kecil, aktif memakan bagian mesofil dari daun. Serangan hama ini biasanya lebih parah pada musim kemarau, ketika pemunculan daun muda terhambat. 

Kerusakan yang ditimbulkan oleh hama ini dapat terlihat jelas, terutama pada tanaman di kebun, di mana daun manggis yang terkorok akan mengering dan berubah warna menjadi cokelat

Gejala serangan Hama Penggorok Daun

Gejala awal serangan dapat dikenali dari pucuk atau daun muda yang menunjukkan adanya liang korokan berkelok-kelok. Daun yang terserang meskipun masih memiliki potensi untuk berkembang, penampilannya akan menjadi kurang menarik karena adanya korokan cokelat yang ditinggalkan oleh larva. 

Jika tanaman manggis memiliki banyak daun yang terkorok, hal ini dapat mengurangi kemampuan tanaman untuk melakukan fotosintesis dengan efektif.

Telur penggorok daun diletakkan oleh imago pada pucuk atau daun yang masih muda. Setelah menetas, larva akan langsung menembus jaringan daun dan mulai memakan dari dalam korokan. Larva ini berwarna putih kekuningan dan akan mengalami beberapa kali pergantian kulit sebelum bertransformasi menjadi pupa. 

Pupa biasanya ditemukan di tepi daun manggis, di mana tepi daun sedikit melipat untuk memberikan perlindungan tambahan.

Ngengat dewasa dari hama penggorok daun manggis memiliki ukuran kecil dengan warna putih keperakan, dan panjangnya mencapai sekitar 2,55 mm. Ngengat ini memiliki sayap ramping dengan garis-garis hitam dan bercak hitam di ujungnya. Antena ngengat ini lebih panjang daripada tubuhnya dan berbentuk filiform.

Meskipun hama ini dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan, penting untuk diingat bahwa terdapat musuh alami yang dapat membantu mengendalikan populasi penggorok daun. Beberapa serangga dari famili Cecidomyiidae dan laba-laba berperan sebagai predator terhadap larva hama ini. Oleh karena itu, menjaga keberadaan musuh alami di area pertanaman sangat penting untuk keberlangsungan tanaman manggis.

Pengendalian Hama Penggorok Daun Manggis

Pengendalian pengorok daun manggis dapat dilakukan secara mekanis dengan cara memangkas daun-daun yang terinfeksi, kemudian mengumpulkannya untuk dimusnahkan melalui pembakaran dan penguburan. 

Apabila serangan pengorok daun melebihi Ambang Ekonomi dan Ambang Pengendalian, aplikasi insektisida sintetik yang direkomendasikan, seperti betasilfutrin, imidakloprid, metidation, dan diazinon, dapat diterapkan.

Namun, berdasarkan pengalaman yang telah ada, salah satu langkah sederhana yang dapat diambil adalah menghindari penggunaan insektisida sintetik yang berpotensi membahayakan musuh alami. 

Selain itu, menanam tanaman refugia atau bunga di sekitar area pertanaman manggis dapat menjadi solusi, karena tanaman tersebut menyediakan sumber makanan bagi imago parasitoid yang mengonsumsi nektar. Tanaman refugia juga berfungsi sebagai tempat berlindung bagi imago parasitoid.

Pemberian naungan buatan juga dapat dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan bibit manggis, sehingga dapat mengurangi serangan hama pengorok daun manggis. Selain itu, perlu diperhatikan bahwa tanaman jeruk merupakan inang alternatif bagi hama ini. 

Oleh karena itu, sebagai langkah pengendalian, sebaiknya menjauhkan tanaman jeruk dari area pertanaman manggis untuk menghindari penyebaran hama.