Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengenal Penyakit Bulai: penyebaran, Gejala, dan Cara Penanganannya

Penyakit bulai
Penyakit bulai

Penyakit bulai adalah salah satu masalah kesehatan tanaman yang signifikan di Indonesia. Agar petani dapat mengelola penyakit ini dengan efektif, penting untuk memahami tiga faktor utama: karakteristik penyebab penyakit, kondisi lingkungan, dan sifat tanaman jagung itu sendiri.

Penyakit bulai pada jagung disebabkan oleh cendawan palsu dan protista mirip cendawan dari genus Peronosclerospora. Beberapa spesies yang bertanggung jawab atas penyakit ini adalah P. maydis, P. sorghi, dan P. philippinensis.

Cara Penyebaran Penyakit Bulai:

1. Melalui Benih:

- Benih yang terinfeksi dapat menyebarkan penyakit secara berkelompok, yang kemudian dapat meluas.

Baca juga: ini dia cara tanam jagung anti gagal, hasil panen melimpah

- Benih jagung komposit yang ditanam tanpa seleksi dapat menjadi sumber penyebaran penyakit.

2. Melalui Angin:

- Angin dapat membawa konidia yang terlepas dari konidiofor, sehingga mendukung penyebaran spora patogen.

3. Melalui Tanah:

- Oospora dari P. sorghi dapat menjadi sumber inokulum yang menginfeksi tanaman.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyebaran Bulai:

- Jarak tanam

- Curah hujan

- Kelembapan udara yang tinggi

- Rendahnya paparan sinar matahari

- Curah hujan yang tinggi, terutama pada malam hari

Gejala Serangan Penyakit Bulai:

- Daun muda mengalami klorosis (menguning)

- Terdapat lapisan putih seperti tepung di bagian bawah daun

- Daun menggulung dan terpuntir

- Pertumbuhan tanaman terhambat

- Tongkol jagung tidak terbentuk atau disebut "ompong"

- Tanaman muda yang terinfeksi biasanya mati

Baca juga: mengenal ulat grayak dan siklus hidupnya

Penyakit bulai dapat berkembang pada tanaman jagung yang daunnya masih mengandung air gutasi. Spora bulai akan berkembang dan menyerang melalui jaringan tulang daun.

Cara Mengendalikan Penyakit Bulai:

1. Penggunaan Benih:

- Pilih benih yang sehat dan berkualitas.

- Gunakan benih hibrida yang tahan terhadap penyakit bulai.

- Perlakukan benih dengan fungisida yang mengandung metalaksil.

2. Penggunaan Fungisida:

- Semprotkan fungisida pada tanaman yang sudah tumbuh.

- Pertimbangkan penggunaan fungisida nabati, seperti ekstrak bawang putih, ekstrak mimba, dan ekstrak kompos.

3. Rotasi Tanaman:

- atur pola tanam dengan menanam tanaman non-inang seperti kacang tanah, kedelai, atau ubi jalar.

- Lakukan rotasi tanaman secara rutin.

4. Kebersihan:

- Buang dedaunan yang mati dan terinfeksi.

- Lakukan pemangkasan selektif untuk menjaga sirkulasi udara yang baik di sekitar tanaman.

5. Kultur Tanam:

- Hindari menanam di lahan yang sudah terserang enyakit/ endemi

- Pilih lahan dengan pergerakan udara yang baik dan drainase yang optimal.

- Sejajarkan baris tanaman dengan arah angin yang bertiup.

- Sesuaikan tanggal tanam untuk menghindari pertumbuhan tajuk yang mendukung perkembangan penyakit bulai.