Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Metode Pemupukan Kelapa Sawit Paling Efektif dan Lengkap

Pemupukan Kelapa Sawit
Pemupukan Kelapa Sawit

Pemupukan kelapa sawit harus sobat lakukan dengan benar supaya tanaman kelapa sawit bisa berkembang dan tumbuh secara efektif. 

Sayangnya, masih banyak orang yang belum tahu bagaimana metode pemupukan yang benar untuk kelapa sawit tersebut. Padahal, metode pemupukan kelapa sawit yang benar merupakan kunci keberhasilan dari budidaya kelapa sawit.

Tentunya, supaya bisa menghasilkan produktivitas yang optimal dari pohon kelapa sawit, sobat harus mengetahui terkait defisiensi hara serta cara pemupukan kelapa sawit itu sendiri. Nah, apabila sobat ingin mengetahui terkait dua hal itu, maka bisa simak informasinya di bawah ini.

Kenali Defisiensi Hara Pada Kelapa Sawit

Sebenarnya, kelapa sawit rentan kekurangan nutrisi karena tidak terserapnya unsur hara yang ada di dalam tanah. 

Hal ini bisa terjadi karena kondisi lingkungan perkebunan sawit itu sendiri. Misalnya, terdapat genangan air, erosi tanah, hingga persaingan dengan gulma yang ada di sekitar tempat budidaya tanaman sawit.

Adapun ciri-ciri defisiensi hara atau kekurangan unsur hara yang ada pada tanaman sawit adalah sebagai berikut.

  • Defisiensi Nitrogen (N)

Hara Nitrogen (N) pada kelapa sawit berfungsi sebagai penentu pertumbuhan tanaman itu sendiri. Apabila ketersediaan Nitrogen (N) dalam tanah cukup rendah, ditambah dengan gulma yang ada di sekitar tanaman, maka defisiensi pun akan terjadi.

Ciri-ciri dari defisiensi Nitrogen (N) pada kelapa sawit, yaitu helai daun mulai berubah menjadi hijau muda sampai kekuning-kuningan. 

Bahkan, pada kasus kekurangan nitrogen parah, daunnya akan menggulung dan mati tidak lama kemudian.Selain itu, tulang daun serta pelepah daun kelapa sawit pun akan mulai berubah menjadi kuning cerah atau oranye.

  • Defisiensi Fosfor (P)

Fosfor (P) merupakan hara yang akan menjadi penentu untuk kekuatan batang dan akar pohon tanaman, termasuk pada pohon kelapa sawit.

Umumnyam defisiensi Fosfor (P) sering terjadi karena pH tanah yang asam, hingga topsoil yang tererosi.

Adapun ciri dari defisiensi Fosfor (P) yang terjadi pada kelapa sawit, yaitu tanaman menjadi tumbuh kerdil, pelepahnya memendek, serta pertumbuhan batang meruncing ke atas atau lebih mirip piramid.

Selain itu, kekurangan unsur hara Fosfor (P) bisa terjadi karena munculnya gulma serta alang-alang berwarna ungu di sekitar tanaman kelapa sawit sendiri.

  • Defisiensi Kalium (K)

Jika Kalium (K) yang berfungsi sebagai penentu kualitas dan kuantitas buah sawit kadarnya pada tanah sangat rendah, maka akan berakibat buruk pada pohon kelapa sawit sendiri.

Kekurangan defisiensi Kalium (K) ini memiliki ciri-ciri yang bisa sobat lihat secara langsung. Salah satunya adalah muncul bintik-bintik kuning pada daun sawit, dimana bintik-bintik itu akan terus membesar dan akhirnya menyatu.

Selain itu, daunnya akan berubah menjadi tua, seluruh tajuk lama-lama menjadi berwarna oranye, hingga muncul garis putih lurus di kedua sisi tulang rusuk tengah daun kelapa sawit sendiri.

  • Defisiensi Magnesium (Mg)

Unsur hara magnesium (Mg) merupakan hara pendukung pembentukan minyak sawit pada biji kelapa sawit. Biasanya, defisiensi Magnesium (Mg) akan terjadi pada daerah dengan curah hujan tinggi, yaitu sekitar 3500 mm per tahun.

Ciri dari defisiensi Magnesium (Mg) ini adalah warna daun berubah menjadi kekuningan pada bagian tepi daunnya. Selain itu, daun yang terkena sinar matahari secara terus menerus akan lebih rentan, serta lama kelamaan berubah warna menjadi cokelat, lalu kering.

  • Defisiensi Boron (B)

Boron (B) merupakan hara penentu kesehatan akar serta keberhasilan proses pembungaan hingga perkecambahan biji.

Defisiensi Boron (B) biasanya terjadi karena kandungan N dan Ca dalam tanah sangat tinggi, serta pH tanah lebih dari 4.5 atau kurang dari 7.5.

Ciri dari defisiensi Boron (B) ini, yaitu pada ujung helai daun tanaman kelapa akan terlihat seperti terlipat serta berwarna hijau tua. Selain itu, ada juga daunnya yang tampak bergelombang atau keriting.

Biasanya, jika pohon sawit kekurangan Boron (B), maka akan mudah terserang crown disease atau ujung daun tidak normal, terlihat rapuh dan berwarna hijau gelap.

Metode Pemupukan Kelapa Sawit Paling Efektif

Setelah mengetahui defisiensi hara pada kelapa sawit, kini saatnya sobat mengetahui bagaimana pemupukan kelapa sawit yang efektif dan benar.

Supaya bisa mendapatkan produktivitas serta kualitas produksi kelapa sawit yang tinggi, maka sobat dapat mengikuti 5 Tepat dalam tahapan pemupukan kelapa sawit, yaitu:

  • Tepat Jenis: sobat mesti bisa menyesuaikan formulasi pupuk dengan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman kelapa sawit.

  • Tepat Dosis: Pastikan sobat mengaplikasikan pupuk pada tanaman kelapa sawit sesuai dengan dosis yang ditetapkan maupun anjuran dari agronomis atau PPL setempat.

  • Tepat Waktu: sobat dapat menyesuaikan pemberian pupuk dengan kebutuhan hara pada tiap fase pertumbuhannya. Mulai dari pembibitan, kelapa sawit belum menghasilkan, hingga kelapa sawit sudah menghasilkan.

  • Tepat Cara: Pastikan sobat mengikuti petunjuk aplikasi yang ada pada kemasan (apakah pupuknya dibenamkan atau disebar), supaya hara bisa terserap dengan maksimal.

  • Tepat Sasaran: Terakhir, sobat harus mempelajari lingkungan sekitar tanaman budidaya kelapa sawit maupun berkomunikasi dengan agronomis setempat supaya hasilnya maksimal.

Setelah mengetahui 5 Tepat pada pemupukan kelapa sawit, kini saatnya sobat mulai tahu metode pemupukan kelapa sawit secara tepat yang sudah disarankan, yaitu:

1. Pembibitan (1-12 Bulan)

Pada masa pembibitan kelapa sawit, sobat bisa menggunakan pupuk NPK 15-15-6-4 yang memiliki kandungan N&P lebih tinggi. Hal ini dilakukan untuk mendukung pertumbuhan awal bibit, pembentukan akar serta batang.

Untuk anjuran pemupukan tanaman sendiri, yaitu dosis 30 gram per pohon untuk bibit 1-3 bulan dan 75 gram per pohon untuk bibit 4-12 bulan.

sobat bisa memberikan pupuk setiap 3 bulan sekali dengan cara dibenamkan kira-kira 3-5 cm pada tanah.

2. Tanaman Belum Menghasilkan (1-3 Tahun)

Pemupukan kelapa sawit berikutnya adalah ketika tanaman belum menghasilkan, maka bisa memakai NPK 12-12-17-2+TE dengan NPK berimbang supaya dapat meningkatkan pertumbuhan vegetatif.

Adapun dosis pemupukan kelapa sawit yang dianjurkan untuk pemupukan ini adalah 2-2,5 kg per pohon. Sobat bisa membaginya menjadi 2-3 kali pemupukan dalam 1 tahun.

Caranya cukup dibenamkan dalam tanah sedalam 10-15 cm atau bisa juga disebarkan di sekeliling tanaman dengan radius 2/3 dari tajuk.

3. Tanaman Menghasilkan (4- >20 Tahun)

Apabila tanaman sudah menghasilkan, sobat bisa menggunakan pupuk NPK 13-6-27-4+0,658 atau NPK 13-8-27-4+0,58 tergantung karakter tanah serta unsur hara K yang dominan untuk meningkatkan produksi buah kelapa sawit sendiri.

Untuk anjuran dosis pupuknya yaitu 2-2,5 kg per pohon untuk tanaman umur 4-8 tahun. Kemudian, 3-4 kg per pohon untuk pohon kelapa sawit berusia 9-13 tahun, dosis 2-3,5 kg per pohon untuk tanaman usia 14-20 tahun dan 2-3 kg per pohon untuk tanaman menghasilkan dengan usia diatas 20 tahun.

Adapun cara pemupukannya sendiri adalah sobat bisa membaginya menjadi 2 kali pemupukan dalam 1 tahun, lalu benamkan dalam tanah sedalam 10-15 cm atau bisa juga disebarkan di sekeliling tanaman dengan radiusius 2/3 dari tajuk.

Itulah beberapa informasi seputar defisiensi hara serta pemupukan kelapa sawit yang tepat dan efektif. Dengan cara tersebut, maka kelapa sawit milik sobat bisa tumbuh dengan baik, serta menghasilkan produktivitas yang melimpah.