Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ini dia budidaya pisang kepok agar lebih menguntungkan

budidaya pisang kepok
Budidaya Pisang Kepok (foto pixabay)

Pisang kepok adalah salah satu varietas pisang yang sangat populer. Dengan rasa yang cukup manis dan tekstur yang ideal, pisang ini sering digunakan sebagai bahan dasar dalam berbagai olahan makanan dan minuman, seperti kue, selai, keripik, kolak, dan es buah.

Kualitas pisang kepok ini sangat menarik dan mampu bersaing dengan jenis pisang lainnya, sehingga menjadikannya sebagai alternatif yang baik untuk memulai usaha kuliner, terutama bagi para pemula dengan modal yang terbatas.

Tentu saja, pengetahuan dan teknik khusus sangat diperlukan untuk memastikan budidaya pisang kepok dapat berjalan dengan sukses dan menghasilkan produktivitas yang tinggi. Dengan memanfaatkan peluang dan potensi usaha, berikut adalah langkah-langkah dalam menanam pisang kepok:

Penentuan Lokasi

Setiap tanaman memiliki karakteristik dan habitat asli yang mendukung pertumbuhannya secara optimal. Hal ini juga berlaku untuk pisang kepok. Sebelum menanam, penting untuk mengetahui lokasi atau tempat yang sesuai untuk pertumbuhan pisang kepok.

Ketiadaan perhatian pada aspek ini dapat berdampak negatif pada pertumbuhan tanaman, produktivitas, dan kualitas hasil panen. Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menanam adalah:

  1. Iklim

    Iklim merupakan faktor utama dalam syarat tumbuh tanaman. Dalam iklim yang sesuai, pisang kepok dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan buah yang berkualitas tinggi. 

    Secara umum, tanaman pisang kepok dapat tumbuh baik di daerah basah maupun kering, karena secara fisiologis, struktur batang tanaman ini memiliki kandungan air yang melimpah. Namun, perlu diingat bahwa pada kondisi yang terlalu kering, hasil buah pisang tidak akan sesuai harapan.

    Lokasi tanam yang paling ideal untuk pisang kepok adalah daerah beriklim tropis dengan kondisi lembab. Namun, penting juga untuk memperhatikan kondisi angin, karena penanaman di area yang terlalu berangin dapat meningkatkan risiko pohon tumbang dan kerusakan pada daun. 

    Akar serabut pada pohon pisang membuatnya rentan terhadap angin kencang.Wilayah ideal untuk penanaman pisang kepok adalah yang memiliki curah hujan antara 1.520 hingga 3.800 milimeter per tahun, dengan catatan adanya dua bulan kering. 

    Curah hujan yang berlebihan dapat menimbulkan masalah lain, seperti meningkatnya serangan hama dan penyakit, serta genangan air di sekitar akar tanaman yang dapat mengancam pertumbuhannya.

  2. Keadaan Tanah

    Seperti tanaman lainnya, pisang kepok juga memerlukan tanah yang subur dan gembur. Tanaman pisang menyerap banyak unsur hara dari tanah, sehingga selain melakukan pemupukan, pemilihan tanah yang mengandung kapur sangat penting untuk lokasi tanam yang tepat. 

    Baca juga: Ketahui manfaat dan cara menanam pisang kavendis yang tepat

    Budidaya pisang kepok dapat dilakukan pada ketinggian antara 1.000 hingga 2.000 mdpl. Selain itu, hindari menanam pisang kepok di lahan yang rentan terhadap erosi, karena hal ini dapat mengganggu hasil panen dan berpotensi menyebabkan kerugian, terutama jika curah hujan terlalu tinggi.

Penyiapan Bibit Pisang Kepok

Salah satu aspek krusial dalam keberhasilan budidaya pisang kepok adalah ketersediaan bibit berkualitas tinggi. Bibit yang ideal adalah bibit pisang yang memiliki keturunan dengan daging buah yang tebal dan berisi, serta bebas dari hama dan penyakit. 

Untuk memperoleh bibit pisang kepok yang baik, diperlukan berbagai upaya, antara lain dengan menyediakan bibit dari rumpun pisang yang sehat. Hal ini dapat dilakukan melalui pemanfaatan tunas, anakan, maupun bonggol.

Proses mendapatkan bibit pisang kepok sebaiknya dilakukan sebelum penanaman dan juga sebagai tindak lanjut setelah proses penanaman:

  1. Bibit dari anakan

    • Bibit ini diperoleh dari pemisahan anakan yang langsung ditanam di kebun. Anakan yang baik adalah anakan pedang dengan tinggi sekitar 41-100 cm (daunnya berbentuk seperti pedang). 

      Sementara itu, anakan rebung (24-40 cm) kurang ideal untuk ditanam langsung karena bonggolnya masih lunak dan belum berdaun, sehingga rentan terhadap kekeringan. 

    • Anakan dewasa (tinggi > 100 cm) juga tidak disarankan karena terlalu berat untuk diangkut dan kurang tahan terhadap cekaman lingkungan mengingat sudah memiliki daun yang sempurna.

    • Setelah dipisahkan, bibit anakan harus segera ditanam. Keterlambatan dalam penanaman dapat meningkatkan risiko serangan hama penggerek serta kematian tanaman di kebun. 

      Baca juga: Cara mengatasi penyakit darah pada pisang

      Jika pada saat penanaman terjadi kekurangan air dalam waktu yang cukup lama, bibit dapat layu dan bagian batangnya mati, meskipun bonggol yang tertimbun dalam tanah masih dapat tumbuh dan memulai pertumbuhan baru dengan membentuk bonggol baru di atas bonggol yang lama.

    • Untuk mencegah hal tersebut, sebelum menanam, anakan sebaiknya dipotong 5 cm di atas leher bonggol dan ditanam dengan cara menimbun 5 cm di bawah permukaan tanah.

  2. Bibit dari Bonggol Tanaman yang Sudah Dipanen

    • Bonggol harus diangkat dari tanah dengan hati-hati agar mata tunas tidak rusak. Selanjutnya, bonggol dibersihkan dari akar dan tanah yang menempel. 

    • Bonggol kemudian dipotong dengan ukuran 10 cm x 10 cm sesuai dengan jumlah mata tunas. Setelah itu, bonggol direndam dalam air hangat pada suhu 55°C yang telah dicampur dengan fungisida dengan dosis 2 gr/liter air selama 15 menit, kemudian ditiriskan.

    • Setelah ditiriskan, bonggol ditanam di polybag berukuran 20 cm x 30 cm yang berisi media tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Setelah penanaman, benih sebaiknya diletakkan di tempat teduh selama 1 bulan, dan pada bulan kedua dipindahkan ke tempat terbuka.

    • Perawatan yang diperlukan meliputi penyiraman untuk menjaga kelembaban tanah. Pemupukan dapat dilakukan melalui pengocoran larutan pupuk Urea dengan konsentrasi 2 gr/liter air setiap 2 minggu.

    •  Bibit sebaiknya ditanam di kebun pada usia 3-4 bulan setelah semai.

Pengolahan Lahan

Tahapan berikutnya adalah pengolahan lahan untuk budidaya pisang kepok. Sobat dapat mengikuti langkah-langkah berikut:

  1. Buat lubang tanam dengan menggunakan garpu berukuran 50 cm x 50 cm dan kedalaman 50 cm.

  2. Setelah itu, masukkan pupuk kandang sebanyak 5 kg ke dalam setiap lubang tanam.

  3. Jarak antar lubang tanam atau jarak antar tanaman sebaiknya dibuat sepanjang 3 m x 3 m.

  4. Biarkan lubang tanam selama satu minggu.

  5.  Setelah itu, lubang tanam sudah siap untuk ditanami.

  6.  Penanaman Pisang Kepok ke Lahan Tanam

Setelah bibit siap, langkah selanjutnya adalah melakukan penanaman. Tidak ada metode khusus untuk penanaman, Sobat dapat mengikuti langkah-langkah berikut:

  1. Buang beberapa daun dari bibit untuk mengurangi penguapan.

  2. Singkirkan daun yang telah mekar sepenuhnya dan sisakan daun yang masih kuncup.

  3. Segera tanam bibit ke dalam lubang tanam.

  4. Tutup kembali lubang tanam hingga padat.

  5. Jika diperlukan, berikan ajir untuk menopang bibit agar tidak roboh.

  6. Selanjutnya, lakukan perawatan dan pemeliharaan agar hasil panen optimal.

  7.  Perawatan dan Pemeliharaan

Perawatan dan pemeliharaan tanaman pisang kepok tidak terlalu intensif. Proses ini mencakup beberapa hal berikut:

1. Pemupukan Pisang Kepok

Pemupukan idealnya dilakukan dua kali dalam setahun. Tanaman pisang memerlukan kalium dalam jumlah besar. Oleh karena itu, untuk satu hektar tanaman pisang kepok, dibutuhkan 207 kg pupuk urea, 138 kg pupuk super fosfat, 600 kg KCL, dan 200 kg kapur. 

Pemupukan dilakukan dengan cara memberikan pupuk di sekitar perakaran tanaman. Pemupukan awal sebaiknya dilakukan enam bulan setelah penanaman.

2. Penjarangan Tanaman

Untuk mencapai pertumbuhan tanaman yang optimal, disarankan agar dalam satu rumpun tanaman hanya dipelihara 3-4 anakan. Tanaman pisang dikenal memiliki pertumbuhan yang cepat. Ketika tanaman telah mencapai usia dewasa, ia dapat menghasilkan anakan dalam jumlah yang signifikan. 

Untuk memastikan penyerapan nutrisi yang baik serta pertumbuhan dan kualitas buah yang ideal, sebaiknya dalam satu rumpun hanya dipelihara 3-4 anakan, sedangkan sisanya harus dibuang.

3. Penyiangan

Penyiangan dilakukan untuk menghilangkan gulma yang mengganggu pertumbuhan tanaman. Lakukan penyiangan secara rutin untuk memastikan pertumbuhan pisang kepok lebih optimal. Bersihkan gulma yang ada di areal pertanaman. 

Proses penyiangan ini juga berfungsi sebagai upaya penggemburan tanah, sehingga dapat memaksimalkan pertumbuhan dan perkembangan akar.

4. Pembungkusan Buah dan Pemotongan Jantung Pisang

Ketika tanaman mulai menghasilkan buah, jantung pisang yang telah berukuran 25 cm atau lebih harus dipotong. Setelah itu, buah dibungkus menggunakan plastik. Pembungkusan ini bertujuan untuk melindungi buah dari serangan hama dan penyakit.

Baca juga: cara membuat POC dari bonggol pisang, ternyata mudah

Buah pisang kepok yang dibungkus juga memiliki kualitas dan nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan buah yang tidak dibungkus. Pastikan untuk membuat lubang di plastik dengan ukuran sekitar 0,5-0,6 cm agar jika ada air di dalam plastik dapat keluar dan berfungsi sebagai penguapan bagi buah.

Pemanenan Pisang kepok

Pemanenan dapat dilakukan setelah 90-100 hari sejak penanaman tanaman pisang kepok. Momen panen merupakan waktu yang dinantikan. Setiap batang pisang hanya akan menghasilkan satu tandan buah. 

Kriteria untuk menentukan waktu panen dapat dilihat dari ukuran buah yang telah mencapai ukuran maksimal. Selain itu, sobat juga dapat memperhatikan daun tanaman yang mulai mengering, yang menandakan bahwa tanaman tersebut sudah siap untuk dipanen.